Oleh: Desfandri
Pemimpim Redaksi depokrayanews.com
Depokrayanews.com- Dentuman pesta kembang api terdengar di mana-mana pada detik-detik menjelang sampai sesudah pukul 00,00 wib Minggu (1/1/2017)
Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, pesta kembang api adalah sebagai tanda pergantian tahun. Begitu juga ketika pergantian Tahun 2016 ke Tahun 2017 dinihari tadi.
Banyak upaya yang dilakukan pemerintah daerah untuk membuat suasana berbeda, bukan pesta kembang api, tapi dengan berzikir dan berdoa bersama sebagai tanda rasa syukur dan mengharapkan sesuatu yang lebih baik pada masa mendatang.
Tapi ternyata itu tidak mudah. Yang menggelar pesta kembang api ternyata masih jauh lebih banyak dibanding yang menggelar zikir dan doa bersama.
Itulah keberagaman. Apalagi Indonesia bukan negara Islam, tidak mungkin membuat pola yang sama di seluruh Indonesia. Tidak mungkin bersikap yang sama pada semua penduduk kota atau kabupaten, apalagi Indonesia.
Di beberapa kota, terutama kepala daerahnya dari partai tertentu, termasuk Kota Depok sudah membuat himbauan agar menyambut tahun baru dengan berzikir, bersyalawat dan berdoa
Spanduk ajakan berzikir dan berdoa yang dipasang Pemkot Depok seperti tidak berarti apa-apa:
Padahal spanduknya penuh ajakan: Yuk berzikir dan berdoa pada malam tahun baru. Hari gini masih bakar petasan dan kembang api, udah tidak jaman kelusss.
Tapi itu tidak mudah. Dentuman suara kembang api tetap saja membuat merah langit-langit kota.
Di Sumatera Barat juga begitu. Ada larangan menyalakan kembang api, dan mengarahkan masyarakat mengadakan acara zikir dan doa.
Spanduk himbauan itu ada di mana-mana. Bahkan Walikota Padang membuat spanduk yang mengikuti tren kekinian dengan harapan bisa mudah dimengerti masyarakat. Spanduknya begini: “Om telolet om, diganti dengan Om syalawat om” tetap tidak dihiraukan.
Di kota-kota lain di Sumatera Barat, himbauan senada juga disosialisasikan ke pelosok wilayah. Tapi tetap saja pesta kembang api memekak di mana-mana.
Pesta kembang api bukan budaya. Tapi sudah menjadi tradisi sejak lama. Tidak bisa dibalik begitu saja, masyarakat tidak bisa dilarang tiba-tiba, Kecuali pabrik kembang api nya disuruh berhenti. Tapi itu bukan solusi.
Yang paling penting bagaimana pemerintah bisa memainkan strategi dengan cantik, karena tidak semua masyarakat bisa diajak berzikir dan berdoa, karena agama dan kepercayaannya berbeda.
Sekali lagi itulah keberagaman keanekaan dan sebagian masyarakat masih perlu kemeriahan dengan kembang api dan tiup terompet. Yang perlu dijaga bagaimana dentuman kembang api dan suara terompet itu tidak mengganggu acara zikir dan doa.
Mari kita bersyukur atas karunia dan nikmat yang sudah diberikan Allah Swt dan mari kita berdoa agar negara kita, kota kita aman dan nyaman. Kesehatan kita selalu terjaga dan kesejahteraan kita meningkat. Amin.
Saya atas nama pribadi dan manajemen depokrayanews.com, mengucapkan selamat tahun baru kepada semua masyarakat, terutama kepada ribuan masyarakat yang selama ini setia membaca berita atau tulisan yang disajikan depokrayanews.com.
Semoga segala sesuatunya jauh lebih baik. Mari kita bangun Depok menjadi lebih baik dengan melibatkan peran serta masyarakat secara luas.
Sikap gotong royong dan rasa peduli perlu dibangun kembali, agar semua masyarakat merasakan bahwa Depok adalah KotaKita, bukan KotaMu atau bukan Kotaku. Pemerintah dan masyarakat saling membahu, bukan saling tidak tahu.
Sekali lagi: Selamat tahun baru 2017 dan selamat bekerja untuk menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Bukan yang biasa-biasa.
Comment