Depokrayanews.com- Pasien positif virus corona dari Kabupaten Cirebon berbagi pengalaman saat dirinya terinfeksi dan harus menjalani masa isolasi di Rumah Sakit (RS) Gunung Jati Kota Cirebon.
Lelaki itu berbagi pengalaman setelah kondisi tubuhnya membaik dan tidak lagi merasakan gejala klinis akibat terinfeksi virus corona. Dia mau berbagi pengalaman supaya menjadi motivasi dan membangkitkan semangat bagi pasien lainnya.
Selama masa isolasi dan perawatan di RS, Riki Rachmat Permana (29), pasien positif corona yang sembuh, harus berjuang melawan virus corona yang menjangkiti tubuhnya. Pegawai Kantor Imigrasi Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten ini, selalu mengikuti seluruh petunjuk dokter dan tenaga medis.
Memang Riki mengaku sempat takut, apalagi di hari-hari pertama dirawat. Namun berkat dorongan semangat tim medis, akhirnya dia termotivasi dan muncul semangat untuk bisa sembuh.
“Enam hari pertama penuh perjuangan. Saya menderita demam dan panas tinggi sampai 39,3 derajat celcius. Sekujur tubuh lemas, namun tak sampai pingsan,” tutur Riki yang ternyata juga aktif dalam advokasi soal kelautan.
Sejak mengalami gejala klinis berupa demam tinggi dan sesak napas, Riki menjalani perawatan di RS Gunung Jati.
Pertama masuk ruang isolasi tanggal 8 Maret 2020 dan menjalani perawatan dalam kondisi sekujur tubuh merasakan sakit.
Hal itu berlangsung selama enam hari sampai 14 Maret. Memasuki hari berikutnya, secara perlahan, kondisinya mulai membaik.
Demam tinggi yang dirasakan hilang, suhu tubuhnya juga berangsur normal. Sampai hari ke delapan belas, Rabu 25 Maret 2020, tubuhnya dirasakan normal.
“Sampai sekarang, saya merasakan tidak ada lagi sakit. Kecuali badan lemas karena menjalani perawatan dengan terbaring di tempat tidur,” tuturnya.
Kini Riki sudah bisa pergi ke toilet sendiri. Bahkan sudah bisa komunikasi dengan keluarga dan teman-temannya melalui WhatsApp (WA) untuk memberitahukan perkembangan menggembirakan kesehatannya.
Kini Riki tinggal menunggu kepastian kesembuhan setelah ada hasil test swab terhadapnya. Selama dirawat, dia menjalani lima kali test swab, sampai sekarang masih menunggu hasil test swab ketiga sampai kelima.
Analisis Keimigrasian Pertama ini juga menceritakan kesan selama menjalani perawatan dan isolasi.
Tidak seperti yang digambarkan orang, pengalamannya menunjukkan bahwa perawatan berjalan sebagaimana mestinya dan tidak seram
“Tak seseram yang digambarkan orang. Perawatan di ruang isolasi seperti biasa,” tutur Riki yang mengaku pernah ikut menyampaikan petisi “Tolak pengiriman hiu paus Berau ke Ancol” itu.
Menghadapi virus corona, masyarakat tidak usah paranoid dan terlalu panik. Meski begitu juga jangan menyepelekan.
“Virus ini penyebarannya sangat cepat. Yang membahayakan, mereka yang terinfeksi bisa asimptomaik, tidak memiliki gejala klinis apapun. Hal ini yang membuat penyebarannya sulit terdeteksi,” tutur dia.
Senjata perang paling ampuh melawan corona yang berjangkit di tubuh adalah menjaga stamina tubuh.
“Senjata paling ampuh ialah stamina tubuh. Jika tubuh sehat, imunitas terjaga, virus bisa dikalahkan,” tutur Riki pasien positif corona yang telah sembuh tersebut.
Riki mengingatkan agar masyarakat harus optimis menghadapi pandemi corona ini. Tetap jaga kesehatan diri, makan dan tidur cukup, penuhi kebutuhan vitamin serta hindari stress.
“Ikuti imbauan pemerintah. Lakukan physical distancing. Stop menyebarkan hoaks, jangan mudah termakan hoak dan berita-berita yang tidak benar,” tutur Riki yang juga sempat berkirim surat kepada Presiden Jokowi dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto terkait perlunya perbaikan dalam penanganan wabah virus corona.
Sumber: Pikiranrakyat.com
Comment