Depokrayanews.com- Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut penerimaan negara dari pajak hingga akhir tahun lalu mencapai Rp 1.277,5 triliun atau melampaui target yang dipatok, yakni 103,9 persen. Penerimaan pajak sebesar Rp 1.227,5 triliun itu naik 19,3 persen dibandingkan tahun lalu yang Rp 1.072,1 triliun.
”Kenaikan penerimaan pajak disebabkan oleh membaiknya penerimaan dari mayoritas sektor utama penyumbang pajak. Sekaligus sebagai dampak penguatan pemulihan ekonomi,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Senin 3 Januari 2022.
Selain itu, kenaikkan penerimaan pajak juga disokong oleh Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang sudah melampaui level sebelum pandemi pada 2019. Penerimaan pajak melalui PPN mencapai Rp551 triliun atau tumbuh 22,3 persen dibandingkan tahun lalu.
Pajak Penghasilan (PPh) juga naik 17,3 persen dibandingkan tahun lalu dan kini mencapai Rp696,5 triliun. Pertumbuhan PPh non migas ditopang aktivitas yang meningkat. Sementara itu, PPh migas didukung oleh kenaikan harga komoditas minyak bumi.
Kemudian, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan pajak lainnya juga naik 8,3 persen dibandingkan tahun lalu mencapai Rp30 triliun. Pada tahun lalu, penerimaan pajak lainnya hanya mencapai 27,7 triliun.
Sri Mulyani juga menyebut belanja negara juga menanjak cukup signifikan mencapai Rp 2.786 triliun atau mencapai 101 persen dibandingkan target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021.
“Belanja negara juga cukup kuat masih terjadi ekspansi, kita belanjakan Rp 2.786 triliun atau di atas APBN Rp 2.750 triliun. 101 persen lebih dari APBN,” kata dia.
Belanja pemerintah pusat bahkan telah mencapai Rp 2.000 triliun atau lebih tinggi dari rencana APBN, yakni Rp 1.954 triliun. Hal ini menandakan belanja pemerintah pusat naik 9,2 persen bila dibandingkan tahun lalu.
Dengan demikian, belanja pemerintah pusat naik signifikan dari tahun ke tahun di mana pada 2019 belanja negara mencapai Rp 1.496 triliun, 2020 mencapai Rp1.954, dan Rp2.00 triliun pada 2021.
Menurut Sri Mulyani, belanja negara akan terus berkembang sepanjang tahun 2022. ”Namun, penerimaan negara juga perlu untuk terus digenjot, agar anggaran tidak defisit terlalu lebar,” kata dia. (mad)
Comment