Depokrayanews.com- Kehadiran ruas tol Depok-Antasari (Desari) sangat membantu masyarakat di kedua wilayah tersebut karena akses semakin cepat dan nyaman. Tapi tol itu tidak ditopang oleh infrastruktur jalan pendukung di sekitarnya, sehingga terjadi kemacetan yang luar biasa setelah keluar tol. Kondisi ini terjadi di Jalan Raya Brigif menuju Cinere atau Gandul dan Jalan Raya Sawangan karena jalannya sangat sempit.
Jalan Raya Brigif misalnya, sangat sempit, sehigga tidak mampu mendukung jumlah arus mobil yang keluar masuk menuju Jalan Tol Brigif. Pemerintah sejak 2 tahun terakhir sudah berusaha melakukan pelebaran jalan, tapi tidak tuntas. Selama satu tahun hanya bisa melakukan pelebaran beberappa meter saja.
Kondisi seperti itu juga terjadi di ruas jalan Raya Cinere menuju Kecamatan Limo. Selama 5 tahun, Pemerintah Kota Depok hanya mampu melebarkan jalan utama itu sekitar 1 kilometer saja.
Pelabaran Jalan Brigif juga menimbulkan persoalan baru, karena tiang-tiang listrik dan telepon yang berjejer sepanjang jalan itu, mulai dari perempatan Gandul menuju pintu tol Brigif masih dibiarkan berdiri kokoh di tengah jalan sehingga sangat membahayakan pengendara sepeda motor dan mobil.
”Saya tidak tau pak bagaimana koordinasi pemerintah daerah dengan pihak PLN atau pun Telkom mengenai tiang-tiang yang masih berdiri kokoh di tengah jalan seperti ini,” kata Khamid, salah seorang warga Jalan Brigif kepada depokrayanews.com, Selasa 8 Juni 2021.
Menurut dia, pelebaran jalan itu sangat mendesak karena sejak kehadiran tol, jumlah kendaraan yang melewati jalan ini semakin banyak. Tapi tidak didukung infrastruktur yang memadai karena jalannya sempit. Ketika dilakukan pelebaran, pekerjaannya tidak tuntas. Tiang listrik dan telepon dibiarkan di tengah jalan, sehingga pelebaran jalan itu tidak berarti apa-apa. ”Ini salah satu biang kemacetan juga, karena mobil tidak bisa berpapasan karena di depannya ada tiang,” kata dia.
Sejumlah pembaca depokrayanews.com juga menyampaikan keluhannya, karena sering melewati jalur tersebut.”Minimal sekali semingg saya lewat jalan itu, menuju rumah orang tua di Krukut. Saya sendiri tinggal di Kampung Kandang. Tiang-tiang yang ada di tengah jalan itu sangat berbahaya. Apa harus ada korban dulu, baru bergerak,” kata Wemmy salah seorang pembaca depokrayanews.com.
Keluhan serupa juga disampaikan Pipit, yang setiap hari naik motor dari Gandul menuju kantornya di Pasar Minggu. ”Waduh pak, kenapa tiang-tiang itu tidak segera dipindah ke pinggir. Sangat berbahaya. Apalagi kalau malam. Di wilayah itu agak gelap, kalau tidak hati-hati bisa menabrak tiang,” kata Pipit.
Baik Khamid, Wemmy maupun Pipit berharap Pemerintah Kota Depok segera turun tangan melakukan koordinasi dengan pihak PLN atau pun Telkom memindahkan tiang-tiang yang ada di tengah jalan Brigif. (ris)
Comment