Oleh: Despandri
Pimpinan Redaksi Depokrayanews.com
Depokrayanews.com- Merger antara dua perusahaan telekomunikasi, yaitu Indosat Ooredoo dan Tri Indonesia telah tuntas dan sudah diumumkan secara terbuka pada 4 Januari 2022 lalu dalam sebuah acara yang sederhana tapi bermakna di hotel mewah kawasan SCBD Jakarta. Penggabungan kedua perusahaan itu menjadi nama baru: PT Indosat Ooredoo Hutchison
“Hari ini menandai dimulainya babak baru yang menarik bagi Indosat Ooredoo Hutchison. Saya merasa terhormat untuk memimpin perusahaan yang bersatu menjadi lebih besar dan lebih kompetitif, dengan didukung oleh pengalaman kelas dunia dan keahlian lokal yang terbukti, dalam upaya untuk menghubungkan dan memberdayakan seluruh masyarakat Indonesia,” kata President Director & Chief Executive Officer (CEO) Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha dalam jumpa pers yang diikuti lebih dari 140 media di Indonesia, Selasa 4 Januari 2022.
Vikram yakin, Indosat Ooredoo Hutchison berada di posisi yang lebih kuat untuk menjadi perusahaan telekomunikasi digital yang paling dipilih di Indonesia serta menjadi pemain penting dalam ekosistem 5G dan transformasi digital bangsa.
“Kami akan membangkitkan rasa bangga dari masyarakat Indonesia dengan berkontribusi pada pertumbuhan digital dan ekonomi bangsa seraya mempersiapkan Indosat Ooredoo Hutchison untuk menjadi salah satu perusahaan telekomunikasi paling terpercaya di Asia Tenggara,” kata Vikram.
Penggabungan usaha yang menyatukan dua bisnis yang saling melengkapi untuk menciptakan perusahaan telekomunikasi dan internet digital kelas dunia baru di Indonesia. ”Indosat Ooredoo Hutchison akan menjadi pemain telekomunikasi penting dalam mendorong agenda transformasi digital Indonesia,” tegas Vikram.
Pernyataan Vikram itu langsung mendapat sambutan tepuk tangan yang meriah dari yang hadir pada acara itu. Meski bukan orang Indonesia, tapi sering kali Vikram mengeluarkan kalimat yang memompa semangat dan rasa bangga masyarakat Indonesia terhadap perkembangan bisnis telekomunikasi di Indonesia. Terutama, tentu dengan prestasi PT Indosat Ooredoo Hutchison yang memang lahir dari rahim Pemerintah Indonesia.
PT. Indosat Tbk (ISAT) didirikan oleh Pemerintah pada tanggal 20 November 1967 sebagai perusahaan investasi asing untuk menyediakan layanan telekomunikasi internasional di Indonesia dan mulai beroperasi secara komersial pada bulan September 1969
Lalu pada tahun 1980, pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengakuisisi saham Indosat untuk mendukung program satelit Orde Baru saat itu. Setelah menjadi BUMN, perusahaan ini kemudian melantai ke bursa efek pada tahun 1995.
Pada tahun 2002, pemerintah Indonesia sebagai pemegang saham mayoritas menjual saham Indosat kepada STT Communication Ltd yang sahamnya dikuasai Temasek milik pemerintah Singapura. Indonesia yang saat itu dipimpin Presiden Megawati Soekarnoputri menjual 517,5 juta lembar saham mewakili sekitar 50 persen dari saham seri B dalam dua tahap.
Kemudian pada tahun 2008, kepemilikan Indosat kembali berganti. Ooredo Group yang merupakan perusahaan telekomunikasi asal Doha Qatar membeli saham mayoritas Indosat dari STT Telecom. Nama perusahaan juga berganti menjadi PT Indosat Ooredoo Tbk.
Kini setelah merger, nama baru perusahaan adalah PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk. Dengan penggabungan Indosat dan H3I, maka CK Hutchison menerima saham baru di Indosat sebesar 21,8 persen dari Indosat Ooredoo Hutchison. Sementara PT Tiga Telekomunikasi akan menerima saham baru Indosat sebanyak 10,8 persen dari Indosat Ooredoo Hutchison. Pemegang saham lainnya di PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk adalah pemerintah Indonesia sebesar 9,6 persen dan sisanya dimiliki publik sebesar 14 persen.
Manajemen kedua perusahaan kemudian memberi kepercayaan kepada Vikram Sinha sebagai President Director & Chief Executive Officer (CEO) PT Indosat Ooredoo Hutchison. Selain itu diperkenalkan pula sejumlah direksi dan komisaris PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk. Acara peresmian logo PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk dan pengumuman susunan dewan komisaris dan dewan direksi dikemas sederhana tapi penuh makna, diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Vikram Sinha yang menjadi pusat perhatian malam itu mengenakan kemeja batik. Yang menarik dia, memakai masker khusus bercorak merah putih. Berbeda dengan dewan komisaris dan dewan direksi yang lain. ”Vikram yang bukan orang Indonesia saja memakasi masker merah putih,” celetuk salah seorang wartawan malam itu.
Dan ternyata, malam itu bukan kali pertama Vikram memakai masker merah putih. Tapi hampir setiap kesempatan sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Saat meluncurkan Layanan 5G di 5 wilayah di Indonesia, Vikram selalu memakai masker merah putih.
Ketika diminta memberikan kata sambutan perkenalan sebagai President Director & Chief Executive Officer (CEO) PT Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram membuka sambutan dengan mengucapkan Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Dia kemudian menyapa dengan kalimat Selamat Malam. Vikram kemudian melanjutkan sambutan dalam Bahasa Inggris.
Hampir semua jajaran direksi dan dewan komisaris menilai Vikram adalah sosok yang tepat untuk memimpin Indosat Ooredoo Hutchison, karena rekam jejaknya yang luar biasa di bisnis telekomunikasi.
Vikram adalah sosok veteran bidang industri telekomunikasi yang menghabiskan waktu sekitar 10 tahun bersama perusahaan telekomunikasi Bharti Airtel di India dan Afrika, sebelum pindah ke Grup Ooredoo.
Di Grup Ooredoo, Vikram sempat ditempatkan di beberapa negara. Di posisi jabatannya sebagai Chief Executive Officer Ooredoo pada 2017 Vikram ditempatkan di Maladewa.
Kemudian pindah ke Myanmar pada 2018 masih di posisi yang sama. Setelah menjabat di pasar tersebut, Vikram harus menjalankan tugasnya dan dipindahkan ke Indonesia sebagai Direktur & Chief Operating Officer Indosat Ooredoo pada 2019.
Indosat Ooredoo di mata Vikram adalah sebuah perusahaan yang sangat kuat di Indonesia. Dia menilai Indosat Ooredoo merupakan jagoan telekomunikasi.
Namun pria jebolan Bangalore University ini menilai bahwa Indosat Ooredoo memiliki kesalahan strategi. Hal itu tentu berimplikasi pada menyusutnya nilai Indosat Ooredoo sebanyak 25% pada 2018.
Melihat fakta itu, Vikram kemudian membalikkan keadaan dengan memasang sejumlah strategi penting. Untuk mendukung strategi itu, Indosat Ooredoo menginvestasikan hampir USD 2 miliar ke dalam jangkauan jaringan, terutama pada 4G.
Strategi kedua adalah mendorong Indosat Ooredoo menjadi merek paling terpercaya di pasar. Strategi ketiga adalah beralih ke profitabilitas yang berkelanjutan. Dengan strategi yang dilakukannya, Vikram berharap merek telekomunikasinya dapat bertumbuh dengan cepat di Tanah Air.
Hasilnya ? Ternyata luar biasa.Selama dua tahun berturut-turut Indosat Ooredoo menuai hasilnya. Sepanjang 2019 dan 2020, penghasilan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA Indosat Ooredoo tumbuh lebih cepat.
Kini jika dilihat dari sisi kinerja Indosat Ooredoo selama pandemi melaporkan telah berhasil membukukan pendapatan senilai Rp14,98 triliun pada kuartal II/2021, naik 11,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dengan kepemilikan pelanggan sekitar 60 juta.
Tantangan Indosat Ooredo
o pasca merger tentu bukan hal yang mudah. Hasil dari olahan tangan dingin Vikram ditunggu masyarakat Indonesia, khususnya di era 5G Indonesia.
Apalagi Indosat Ooredoo Hutchison kini memiliki sumberdaya yang kuat. Melalui merger ini menciptakan penguasaan frekuensi yang besar, Indosat Ooredoo menggunakan frekuensi sebesar 47,5 MHz yang tersebar di 850 (2,5 MHz), 900 (10 MHz), 1800 (20 MHz) dan 2100 MHz (15 MHz).
Sementara Tri Indonesia memiliki frekuensi sebesar 25 MHz yang tersebar di 1800 (10 MHz) dan 2100 MHz (15MHz). Maka jika sumber frekuensi ini tetap dikelola, maka frekuensi gabungan kedua yang dikantongi menjadi 72,5 MHz.
”Kami mempersiapkan Indosat Ooredoo Hutchison menjadi salah satu perusahaan telekomunikasi paling terpercaya di Asia Tenggara,” kata Vikram. Saat ini Indosat Ooredoo Hutchison menjadi pemain bisnis telekomunikasi nomor dua di Indonesia, setelah Telkomsel. Urutan ketiga ada PT XL Axiata Tbk.
Selamat mengemban tugas baru Pak Vikram. Kami tunggu goresan prestasi selanjutnya.
Comment